Dibalik Kehidupan Mewahnya, Ternyata Raja Salman Masih Berhutang di Indonesia |
Saat berkunjung ke Indonesia, Raja Salman pun tidak
terlepas dari kehidupan mewahnya. Tak hanya itu saja, diapun juga membawa 1.500
orang dalam satu rombongan. Tapi siapa sangka, jika ternyata orang nomor satu
di Arab Saudi itu masih memiliki hutang yang belum dibayar, yakni meyantuni
korban yang tertimpa crane di Mekah beberapa waktu lalu, yang hingga kini masih
belum jelas.
Seperti yang diketahui, pada tahun 2015 lalu,
sebanyak 107 orang meninggal, dan 223 orang cedera dari jatuhnya crane di
Masjdil Haram. Dari korban itu, 12 diantaranya merupakaan jamaah asal Indonesia
yang mennggal dan 49 lainnya luka-luka.
⠀
Dikutip dari okezone, Terkait insiden itu, Raja
Arab menjanjikan santunan sebesar satu juta riyal atau setara Rp3,8 miliar
untuk korban meninggal dan 500 ribu riyal untuk korban luka-luka. Dia juga
menjanjikan memberangkatkan haji gratis bagi keluarga korban. Namun, setelah
setahun lebih berlalu janji ini belum juga terlaksana.
⠀
Nah, apakah kehadiran Raja Salman nanti akan ada
dialog tentang penagihan janji korban crane? Sepertinya tidak.
⠀
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha
Nasir atau biasa disapa Tata, menjelaskan komunikasi kedua negara akan fokus
pada bidang ekonomi. "Pertemuan ini akan membahas kerjasama antara
Indonesia dan Arab Saudi di luar konteks haji dan tenaga kerja seperti kerja
sama perdagangan dan investasi," jelas Tata, saat juma pers di Kemenlu,
Kamis 23 Februari.
⠀
"Arab Saudi juga melirik kerjasama tidak
hanya di bidang energi saja, tetapi juga pembangunan infrastruktur seperti
pembangunan jalan, penyediaan air bersih dan perumahan," tambahnya.
⠀
kerjasama ini bakal terus dikembangkan oleh kedua
pihak dan akan terus menjadi perhatian Indonesia. Selain itu, di kesempatan
sama akan lima MoU yang sudah disepakati kedua negara yang akan dipertimbangkan
untuk ditandatangani.
⠀
"Ada lima MoU yakni kerja sama budaya,
kesehatan, Islam dan wakaf khususnya dalam rangka promosi Islam moderat melalui
dakwah dan pertukaran ulama, pelayanan udara khususnya dalam rangka peningkatan
jumlah penerbangan, dan terakhir perjanjian pemberantasan kejahatan. Ada juga
MoU lain yang sudah dalam proses finalisasi," ujarnya.
Baca juga :